Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana
pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang
pokok, termasuk bahan bakar, beras,
dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang
dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset
sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan aset perusahaan melalui proses
penstrukturan hutang.
Berbicara tentang ekonomi Indonesia
saat, baru- baru ini pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak atau
seringkali kita sebut dengan BBM. Harga komoditas pangan pun mengalami kenaikan
yang cukup signfikan pengaruh dari kenaikan bbm. Keadaan ini tentu saja membebani
keadaan ekonomi sebagian besar masyarakat kita terutama masyarakat miskin di
negara kita.
Hanya 30 persen
penduduk Indonesia yang diperkirakan puas terhadap kondisi ekonomi negaranya.
Ini berbeda sedikit di bawah Amerika Serikat (31 persen), namun lebih baik dari
Meksiko (29 persen), Korea Selatan (24 persen) dan negara-negara maju lainnya. Survei ini juga menunjukkan betapa ketidaksetaraan
ekonomi merupakan keprihatinan umum publik seluruh dunia. Kebanyakan orang
berpendapat bahwa sistem ekonomi sekarang hanya menguntungkan kelompok kaya.
Mayoritas penduduk dunia juga setuju bahwa jurang pemisah antara si kaya dan si
miskin menjadi semakin lebar dalam lima tahun terakhir.
Sebanyak 42 persen
masyarakat Indonesia menginginkan pemerintah mengatasi lonjakan harga pangan di
pasar dan 27 persen meminta pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan
sebesar-besarnya untuk mengatasi jurang kemiskinan.
Masih banyak masyarakat Indonesia
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kita lihat saja di kota- kota
besar seperti ibu kota Jakarta masih banyak
gelandangan yang tidak memiliki tempat tinggal.
Pengangguran di Indonesia pun cukup
tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia
hingga Februari 2013 mengalami penurunan menjadi 7,17 juta orang dibanding
Agustus 2012 yang mencapai 7,24 juta orang. Hal ini seiring dengan perbaikan
ekonomi sehingga menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan industri di Tanah
Air.
Masyarakat dengan
kalangan yang menengah pun cukup banyak di Indonesia. Mengendalikan inflasi agar suku bunga
pinjaman tetap rendah serta menjaga dan mendorong iklim investasi yang kondusif
di sektor padat kerja akan dapat membantu kalangan menengah yang umumnya
beraktivitas di sektor ini.
Penyebab Indonesia
masih menjadi negara berkembang adalah pertama, akses terbatas warga negara berkembang
terhadap teknologi baru. Kedua, lambatnya warga negara-negara berkembang untuk
mengadopsi berbagai inovasi. Salah satu cara untuk memecahkan masalah ini adalah
menciptakan kebijakan yang bertujuan untuk membawa teknologi baru untuk
negara-negara miskin. Teknologi baru dapat membawa negara miskin menuju
produktivitas yang lebih tinggi. Sebab, semakin banyak unit teknologi baru yang
digunakan negara, makin tinggi pula keuntungan produktivitas yang dibawa oleh
teknologi baru tersebut.
Seperti inilah ekonomi rakyat Indonesia yang
saya lihat saat ini. Perlu ada banyak perbaikan ekonomi bagi masyarakat Indonesia
demi kesejahteraan kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar