Selasa, 16 Desember 2014

Contoh Paragraf Generalisasi, Analogi dan Kausalitas



  1. Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum. Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta. Contohnya yaitu data statistik.

Contoh Paragraf Generalisasi: 
Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh perusahaan PT Xadalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 jutarupiah atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemen pun dituntut untuk segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.

2. Analogi

Adalah Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh paragraf Analogi :
Pertumbuhan tindak kejahatan korupsi di Inodnesia terus bertumbuh pesat. Baru saja ada yang tertangkap sudah muncul banyak tersangka lain yang terus menghebohkan dunia perpolitikan Indonesia. Sama halnya seperti pepatah mati satu tumbuh seribu . Begitulah juga keadaaan tindak korupsi di negara ini yang terus tumbuh pesat dan merugikan banyak orang.

3. Kausalitas

Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh Paragraf Kausalitas :
Harga beras dan kebutuhan pokok lainnya melonjak tinggi. Kenaikan harga-harga tersebut mencapai dua kali lipatnya dari harga semula. Beberapa warung makan gulung tikar dan sebagian yang lain menaikkan harga dagangannya. Oleh karena itu, biaya hidup anak kost atau para perantau terutama di kota-kota besar bertambah mahal.



Sabtu, 06 Desember 2014

TUGAS 3



Contoh paragraf Deduktif

Merokok di kawasan Indonesia masih banyak di temui dan menjadi tren untuk kalagan anak muda. Entah karena gengsi, agar tidak dibilang cupu, atau entah bagaimana tren ini masih ternanam dengan kuat di masyarakat. Kebiasaan ini pula yang menjadikan penyakit banyak berdatangan dan harta kita banyak terkuras hanya untuk mengobati penyakit yang seharusnya tidak terjadi kepada kita. Maka tidak heran apabila penyakit kanker sangat banyak terjadi di masyarakat Indonesia.

Contoh paragraf Induktif

Setiap orang tua tentu berharap anaknya kelak menjadi orang sukses. Indikator kesuksesan biasanya dilihat dari pekerjaan. Itulah mengapa banyak orang tua yang berbondong-bondong mengirimkan anaknya ke sekolah-sekolah favorit dengan harapan agar nantinya sang anak dapat bersaing di dunia kerja yang semakin keras. Pendidikan yang tepat bagi anak sebenarnya tidak harus sealu dengan mengirimkan mereka ke sekolah faforit, melainkan dengan cara mengarahkan sang anak sesuai minat dan bakat mereka. Oleh karena itu, orang tua sebenarnya memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan pekerjaan apa yang sesuai dengan sang anak.

Keterangan: Paragraf utama terletak di akhir paragraf.

Contoh Paragraf Campuran Deduktif dan Induktif

“Rasa hormat terhadap peraturan itu selalu mengalami perkembangan. Anak kecil sampai kira kira berumur delapan tahun memiliki rasa hormat bercampur rasa takut terhadap peraturan. Bagi anak peraturan ini bersifat mistis dan tidak tahu dari mana peraturan itu datang. Saat ini anak belum ada pengalaman yang memadai untuk merumuskan peraturan sehingga tidak dapat lain peraturan harus dipandang sebagai sesuatu yang suci dan tidak dapat diganggu gugat. Sementara itu , untuk mencapai otonomi, seorang anak harus keluar dari tahap heteronomi. Cara mencapainya adalah melalui aktivitas- aktivitas kokoperatif dalam hubungan saling menghormati dan tidak terdapat hubungan otoritas. Arah perkembangan rasa hormat kepada peraturan itu adalah mengerti peraturan peraturan secara otonom dan melaksanakannya.”



Jumat, 21 November 2014

Tahun 2014 Ekonomi Indonesia Terancam Lebih Terpuruk

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ), Riza Damanik menduga tahun 2014 mendatang keadaan ekonomi Indonesia bisa jadi akan sangat memprihatinkan. Bisa jadi krisis tersebut terasa lebih menyakitkan ketimbang krisis 1998 lalu. Dalam acara "Refleksi 2013 dan Proyeksi 2014" di kantor IGJ, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2013) Riza mengatakan proyeksi perekonomian Indonesia tahun depan bisa dinilai dari permasalahan subsidi energi yang tidak kunjung tuntas. Tahun depan dianggarkan subsidi energi sebesar Rp 282,1 triliun, dan hal itu merupakan alokasi terbesar Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

Padahal Indonesia masih mempunyai utang yang pada Oktober lalu tercatat masih Rp 915,175 triliun, dan posisi utang luar negri pemerintah mencapai USD 123,212, yang seluruhnya harus dibayar dengan dolar. Di tengah-tengah usaha Indonesia membayar cicilan utang dan bunganya, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah kembali meroket, bahkan hingga menyentuh angka Rp 12.000.  Keadaan itu membuat utang Indonesia membengkak menjadi sekitar Rp.1.478,544 triliun utang luar negri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri. Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun.
"Hal paling membahayakan adalah negara semakin tenggelam dalam cengkraman bangsa lain karena masalah utang," katanya.

Sepanjang tahun 2013 masyarakat juga disuguhkan dengan defisit perdagangan. Sepanjang Januari-Oktober 2013 tercatat defisit perdagangan mencapai 6,36 miliar USD, dan sebagian besar disebabkan oleh impor migas. "Selama orde baru itu tidak ada defisit, termasuk tahun 1998. Jadi bisa jadi krisis nanti itu akan lebih parah," ujarnya. Di tengah-tengah krisis tersebut, Indonesia terus meratifikasi berbagai kesepakatan untuk meliberalisasi diri.

Terakhir adalah kesepakatan World Trade Organization (WTO) yang mengharuskan Indonesia memangkas kepabeanan impor pangan. Padahal petani selama ini bisa disebut kurang disubsidi, sehingga bukan tidak mungkin produk-produk impor tersebut nantinya akan membuat petani lokal "babak-belur," dan mengancam kedaulatan pangan Indonesia.

Riza mengatakan rezim yang akan memimpin Indonesia mulai tahun 2014 harus memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional Indonesia. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap perjanjian perdagangan dan inverstasi internasionl. "Termasuk mengambil langkah dalam pembatalan terhadap perjanjian yang memberi implikasi buruh terhadap ekonomi Indonesia," tutur Riza. "Rezim baru juga harus mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional dengan dukungan politik anggaran yang por terhadap pertanian, perikanan dan usaha kecil menengah," ujar Riza.

Analisa Kasus:

Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ) memperkirakan perekonomian Indonesia pada tahun 2014 semakin kurang membaik bahkan lebih dari krisis moneter pada tahun 1998. Proyeksi perekonomian Indonesia tahun depan dapat dinilai dari permasalahan subsidi energi yang tidak kunjung selesai. Tahun depan dianggarkan subsidi energi sebesar Rp 282,1 triliun, dan hal itu merupakan alokasi terbesar Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).
Indonesia juga tercatat masih mempunyai hutang pada bulan Oktober lalu kepada luar negeri sebesar Rp 915,175 triliun, dan posisi utang luar negeri pemerintah mencapai USD 123,212 dan seluruhnya harus dibayarkan dengan dolar. Pada saat Indonesia sedang membayar utang dan bunganya kepada luar negeri, mata uang dollar semakin meningkat bahkan sampai menyentuh Rp12.000.
Hal ini membuat hutang Indonesia semakin bertambah hingga mencapai sekitar Rp.1.478,544 triliun utang luar negeri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri. Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun. Keadaan ini membuat Indonesia terjatuh kedalam cengkraman negeri lain.
Selama tahun 2013 Indonesia menghadapi defisit perdagangan. Defisit itu dihadapai selama tahun Januari sampai Oktober dan sekitar 6,36 miliar USD, dan sebagian besar disebabkan oleh impor migas. Selama orde baru Indonesia tidak pernah mengalami deficit termasuk pada tahun 1998. Di tengah krisis ini, Indonesia terus meratifikasi berbagai kesepakatan untuk meliberalisasi diri.
Terakhir adalah kesepakatan World Trade Organization (WTO) yang mengharuskan Indonesia memangkas kepabeanan impor pangan. Padahal petani selama ini bisa disebut kurang disubsidi, sehingga bukan tidak mungkin produk-produk impor tersebut nantinya akan membuat petani lokal "babak-belur," dan mengancam kedaulatan pangan Indonesia.
Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ) juga menyebutkan rezim yang akan memimpin Indonesia mulai tahun 2014 harus memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional Indonesia. Hal itu dapat dilakukan dengan mengevaluasi perjanjian perdagangan dan investasi internasionl. Termasuk mengambil langkah dalam pembatalan terhadap perjanjian yang memberi implikasi buruh terhadap ekonomi Indonesia. Rezim baru juga harus mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional dengan dukungan politik anggaran yang por terhadap pertanian, perikanan dan usaha kecil menengah



Kerangka Karangan

Tema      : Air
Judul       : Manfaat Mengkonsumsi Banyak Air Putih

1. Manfaat

1.1. Manfaat Mengkonsumsi Air Putih.

2.  Penyebab Kekurangan Mengonsumsi Air Putih

2.1.  Dehidras.

2.2.   Hilangnya Konsentrasi.

2.3    Kurang Maksimalnya Kerja Ginjal.

3.  Beberapa Alasan Agar Anda Tetap Minum Cukup Air

3.1.   Membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

3.2.  Air Dapat Membantu Mengontrol Kalori.

3.3.  Air membantu otot anda menjadi lebih bertenaga.

3.4.  Air membantu kulit tetap kelihatan indah. Kulit anda terdiri dari banyak air.

3.5.  Air menjaga kesehatan ginjal Anda.

3.6.  Air membantu menjaga fungsi normal saluran pencernaan.

4. Tips Untuk Membantu Anda Lebih Banyak Mengkonsumsi Air Putih.

4.1. Menyediakan Air Minum Bila Anda Sedang Menyantap Makanan.

4.2. Pilihlah Minuman Yang Anda Sukai, Anda Akan Minum Banyak Air Bila Anda Menyukainya.

4.3. Makananlah Banyak Sayur dan Buah-buahan. Kedua Jenis Makanan Ini Mengandung Banyak Air dan 20% Dari jumlah Air Yang Masuk ke Tubuh Kita Berasal Dari Makanan.

4.4. Bawalah Minuman Dalam Kemasan Setiap Anda Berpergian, atau

4.5. Pilihlah Minuman Sesuai Dengan Kebutuhan Anda. Bila Anda Sedang Diet, Pilihlah Minuman Yang Mengandung Sedikit Kalori. 




(sumber : http://tirtayasa.blogspot.com)


Senin, 17 November 2014

BI Memprediksi Perekonomian Indonesia Naik 6,8% Pada 2014

Pihak Bank Indonesia (BI) kembali lagi memproyeksikan akan pertumbuhan perekonomian di bawah yang diajukan oleh pemerintah untuk tahun 2014. Jika pemerintah terus beranggapan akan pertumbuhan perekonomian bisa dikejar di antara 6,4%-6,9%, pihak bank sentral telah memberi jeda lebih sempit dengan batas atas yang jauh lebih rendah, yaitu 6,5%-6,8%.
"Pada 2014 mendatang pertumbuhan ekonomi kita akan terus merangkak naik (ini dibandingkan 2013). Salah satu yang menyebabkan adalah faktor yang mendukung, ialah prospek perbaikan pertumbuhan perekonomian global yang diperkuat dengan menguatnya ekonomi Amerika Serikat dan diiringi dengan pemotongan belanja fiskal pemerintah dan membaiknya perekonomian di negara China," Seperti yang dikatakan Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada pertemuan dengan para anggota Komisi XI DPR, pada hari Kamis (20/6).
Amerika serikat juga disebutkan akan terus tumbuh lebih baik perekonomiannya dari tahun ini, yaitu berada di level 2,7% jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2013 yang hanya diproyeksi di level 1,9%. China juga diperkirakan akan terus tumbuh stabil. Jika proyeksi pertumbuhan padatahun ini berada  di 7,8%, tahun depan angka pertumbuhan akan terlihat sama.
"Kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia kami perkirakan juga akan meningkatkan volume perdagangan dunia dan harga komoditas. Prospek yang lebih baik ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014. Atas dasar itu kami melihat pertumbuhan ekonomi berada di 6,4-6,8%," Agus menambahkan
Semua perkiraan tersebut sedikit lebih pesimistis jika dibandingkan dengan asumsi pemerintah. Pemerintah terlalu mengharapkan pertumbuhan yang lebih pesat dengan mengandalkan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada tahun depan yaitu pada keadaan tahun pemilu dan investasi asing yang diprediksi masih deras.
"Pihak kami terus melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada 2014 dikarenakan ini merupakan momentum pemilu. Ini diperkirakan dampak yang akan terjadi cukup kuat. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai 5,26%-5,6%," seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri dalam sebuah kesempatan rapat kerja yang sama dengan BI dan Komisi XI.
Sumber pertumbuhan utama lain ialah investasi yang diharapkan tumbuh 8,8%-10,2%. Chatib menyatakan ini proyeksi yang cukup optimistis. "Angka di kuartal pertama tahun ini pertumbuhan investasi hanya 5,1%,"  ujarnya.

Analisa kasus:

BI memproyeksikan pada awal tahun 2014 lalu bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia  di bawah yang diajukan oleh pemerintah. Jika pemerintah terus beranggapan akan pertumbuhan perekonomian bisa dikejar di antara 6,4%-6,9%, pihak bank sentral telah memberi jeda lebih sempit dengan batas atas yang jauh lebih rendah, yaitu 6,5%-6,8%.

Pertumbuhan ekonomi akan terus merangkak naik dibandingkan dengan tahun  2013 yang lalu. Salah satu penyebabnya adalah faktor pendukung, yaitu prospek perbaikan pertumbuhan perekonomian global yang diperkuat dengan menguatnya ekonomi Amerika Serikat dan diiringi dengan pemotongan belanja fiskal pemerintah dan membaiknya perekonomian di negara China.
Amerika serikat juga disebutkan akan terus tumbuh lebih baik perekonomiannya dari tahun ini, yaitu berada di sekitar level 2,7% jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2013 yang hanya diproyeksi di level 1,9%. China juga diperkirakan akan terus tumbuh stabil. Jika proyeksi pertumbuhan pada tahun 2013 berada  di 7,8%, tahun 2014 angka pertumbuhan akan terlihat sama.

Kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia ini diperkirakan juga akan meningkatkan volume perdagangan dunia dan harga komoditas. Prospek yang lebih baik ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014. Dari dasar itu tersebut akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang berada pada 6,4-6,8%.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada 2014 dikarenakan momentum pemilu. Dampak yang akan terjadi cukup kuat yaitu pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai 5,26%-5,6. Sumber pertumbuhan utama lain ialah investasi yang diharapkan tumbuh 8,8%-10,2%.


Sumber: http://obrolanekonomi.blogspot.com/2013/06/bi-memprediksi-perekonomian-indonesia.html

Kuartal Pertama 2013 : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hampir Mencapai Target

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia - Senin kemarin (06 Mei 2013) Badan Pusat Statistik merilis data yang memuat bahwa angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2013 ini yang berlandaskan pada PDB (Produk Domestik Bruto) ternyata berada pada angka 6,02%. Itu artinya, terjadi pertumbuhan yang hampir mendekati target yang diprediksi oleh beberapa pengamat yang memperkirakan di tahun ini ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 6,1%. Sebagai informasi tambahan, awal tahun 2012 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia berada para Rp. 633,2 Triliun dan kuartal pertama tahun ini menjadi Rp. 671,3 Triliun.

Tumbuhnya ekonomi Indonesia di awal tahun ini disebabkan dukungan hampir seluruh sektor, kecuali sektor pertambangan & penggalian yang justru terjadi penurunan 0,43%.Urutan pertumbuhan tertinggi berada di sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 9,98% yang disusul oleh sektor keuangan, sektor real estate, dan sektor jasa perusahaan besar pada angka 8,35%.

Menurut beberapa pengamat ekonomi termasuk diantaranya adalah Lana soelistianingsih, Samuel Sekuritas, turut menyampaikan pendapatnya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun 2013 ini sedikit meleset disebabkan karena sektor ekspor yang masih terlantarkan yang justru mengalami defisit jika dilihat dari neraca perdagangan.

Hal ini terbukti sesuai data yang tercatat oleh BPS mengenai transaksi perdagangan pada kuartal pertama tahun 2013 ini mengalami defisit sejumlah USD $67,5 juta. Padahal kuartal pertama tahun 2012 mengalami surplus sebesar USD $2,7 Milyar.

"Penurunan ekspor lebih dipengaruhi faktor luar, yaitu perlambatan ekonomi dunia. Ini cukup mengkhawatirkan karena sisi impor, dalam tiga bulan terakhir, masih cenderung kuat walau sedikit tertahan," Ujarnya.

Di waktu yang sama indikator - indikator lain diprediksi masih tetap bisa menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas angka 6. Misalkan dari sektor investasi, tercatat oleh Bada Koordinator Penanaman Modal (BKPM) ada kenaikan tingkat investasi 30,6% menjadi sekitar Rp. 93 Trilyun. Lana juga mengatakan bahwa tingkat konsumsi saat ini dipantau dalam kondisi yang masih stabil. Analisa kasus: 

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2013 yang berlandaskan pada PDB (Produk Domestik Bruto) berada pada angka 6,02%. Yang artinya, terjadi pertumbuhan yang hampir mendekati target yang diprediksi oleh beberapa pengamat yang memperkirakan pada tahun 2013 yang lalu, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 6,1%. Sebagai informasi tambahan, awal tahun 2012 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia berada para Rp. 633,2 Triliun dan kuartal pertama tahun 2013 yang lalu berada pada sekitar Rp. 671,3 Triliun. Pertumbuhan ekonomi ini disebabkan karena adanya dukungan dari seluruh sector terkecuali sector pertambangan dan sector penggalian  yang menurun sekitar 0.43%. Urutan pertumbuhan tertinggi berada di sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 9,98% yang kemudian disusul oleh sektor keuangan, sektor real estate, dan sektor jasa perusahaan besar pada angka 8,35%.
Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama ini melesat juga diakibatkan karena sektor ekspor yang masih terlantarkan dan justru mengalami defisit jika dilihat dari neraca perdagangan. Ini terbukti dengan adanya data yang tercatat oleh BPS mengenai transaksi perdagangan pada kuartal pertama tahun 2013 lalu mengalami defisit sejumlah USD $67,5 juta. Padahal kuartal pertama tahun 2012 mengalami surplus sebesar USD $2,7 Milyar.
Pada indikator - indikator lain diprediksi masih tetap bisa menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas angka 6%. Misalkan pada sektor investasi, tercatat oleh Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) akan mengalami kenaikan tingkat investasi 30,6% menjadi sekitar Rp. 93 Trilyun. Selain itu,  tingkat konsumsi saat ini dipantau dalam kondisi yang masih stabil.