Jumat, 21 November 2014

Tahun 2014 Ekonomi Indonesia Terancam Lebih Terpuruk

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ), Riza Damanik menduga tahun 2014 mendatang keadaan ekonomi Indonesia bisa jadi akan sangat memprihatinkan. Bisa jadi krisis tersebut terasa lebih menyakitkan ketimbang krisis 1998 lalu. Dalam acara "Refleksi 2013 dan Proyeksi 2014" di kantor IGJ, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2013) Riza mengatakan proyeksi perekonomian Indonesia tahun depan bisa dinilai dari permasalahan subsidi energi yang tidak kunjung tuntas. Tahun depan dianggarkan subsidi energi sebesar Rp 282,1 triliun, dan hal itu merupakan alokasi terbesar Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

Padahal Indonesia masih mempunyai utang yang pada Oktober lalu tercatat masih Rp 915,175 triliun, dan posisi utang luar negri pemerintah mencapai USD 123,212, yang seluruhnya harus dibayar dengan dolar. Di tengah-tengah usaha Indonesia membayar cicilan utang dan bunganya, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah kembali meroket, bahkan hingga menyentuh angka Rp 12.000.  Keadaan itu membuat utang Indonesia membengkak menjadi sekitar Rp.1.478,544 triliun utang luar negri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri. Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun.
"Hal paling membahayakan adalah negara semakin tenggelam dalam cengkraman bangsa lain karena masalah utang," katanya.

Sepanjang tahun 2013 masyarakat juga disuguhkan dengan defisit perdagangan. Sepanjang Januari-Oktober 2013 tercatat defisit perdagangan mencapai 6,36 miliar USD, dan sebagian besar disebabkan oleh impor migas. "Selama orde baru itu tidak ada defisit, termasuk tahun 1998. Jadi bisa jadi krisis nanti itu akan lebih parah," ujarnya. Di tengah-tengah krisis tersebut, Indonesia terus meratifikasi berbagai kesepakatan untuk meliberalisasi diri.

Terakhir adalah kesepakatan World Trade Organization (WTO) yang mengharuskan Indonesia memangkas kepabeanan impor pangan. Padahal petani selama ini bisa disebut kurang disubsidi, sehingga bukan tidak mungkin produk-produk impor tersebut nantinya akan membuat petani lokal "babak-belur," dan mengancam kedaulatan pangan Indonesia.

Riza mengatakan rezim yang akan memimpin Indonesia mulai tahun 2014 harus memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional Indonesia. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap perjanjian perdagangan dan inverstasi internasionl. "Termasuk mengambil langkah dalam pembatalan terhadap perjanjian yang memberi implikasi buruh terhadap ekonomi Indonesia," tutur Riza. "Rezim baru juga harus mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional dengan dukungan politik anggaran yang por terhadap pertanian, perikanan dan usaha kecil menengah," ujar Riza.

Analisa Kasus:

Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ) memperkirakan perekonomian Indonesia pada tahun 2014 semakin kurang membaik bahkan lebih dari krisis moneter pada tahun 1998. Proyeksi perekonomian Indonesia tahun depan dapat dinilai dari permasalahan subsidi energi yang tidak kunjung selesai. Tahun depan dianggarkan subsidi energi sebesar Rp 282,1 triliun, dan hal itu merupakan alokasi terbesar Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).
Indonesia juga tercatat masih mempunyai hutang pada bulan Oktober lalu kepada luar negeri sebesar Rp 915,175 triliun, dan posisi utang luar negeri pemerintah mencapai USD 123,212 dan seluruhnya harus dibayarkan dengan dolar. Pada saat Indonesia sedang membayar utang dan bunganya kepada luar negeri, mata uang dollar semakin meningkat bahkan sampai menyentuh Rp12.000.
Hal ini membuat hutang Indonesia semakin bertambah hingga mencapai sekitar Rp.1.478,544 triliun utang luar negeri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri. Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun. Keadaan ini membuat Indonesia terjatuh kedalam cengkraman negeri lain.
Selama tahun 2013 Indonesia menghadapi defisit perdagangan. Defisit itu dihadapai selama tahun Januari sampai Oktober dan sekitar 6,36 miliar USD, dan sebagian besar disebabkan oleh impor migas. Selama orde baru Indonesia tidak pernah mengalami deficit termasuk pada tahun 1998. Di tengah krisis ini, Indonesia terus meratifikasi berbagai kesepakatan untuk meliberalisasi diri.
Terakhir adalah kesepakatan World Trade Organization (WTO) yang mengharuskan Indonesia memangkas kepabeanan impor pangan. Padahal petani selama ini bisa disebut kurang disubsidi, sehingga bukan tidak mungkin produk-produk impor tersebut nantinya akan membuat petani lokal "babak-belur," dan mengancam kedaulatan pangan Indonesia.
Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ) juga menyebutkan rezim yang akan memimpin Indonesia mulai tahun 2014 harus memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional Indonesia. Hal itu dapat dilakukan dengan mengevaluasi perjanjian perdagangan dan investasi internasionl. Termasuk mengambil langkah dalam pembatalan terhadap perjanjian yang memberi implikasi buruh terhadap ekonomi Indonesia. Rezim baru juga harus mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional dengan dukungan politik anggaran yang por terhadap pertanian, perikanan dan usaha kecil menengah



Kerangka Karangan

Tema      : Air
Judul       : Manfaat Mengkonsumsi Banyak Air Putih

1. Manfaat

1.1. Manfaat Mengkonsumsi Air Putih.

2.  Penyebab Kekurangan Mengonsumsi Air Putih

2.1.  Dehidras.

2.2.   Hilangnya Konsentrasi.

2.3    Kurang Maksimalnya Kerja Ginjal.

3.  Beberapa Alasan Agar Anda Tetap Minum Cukup Air

3.1.   Membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

3.2.  Air Dapat Membantu Mengontrol Kalori.

3.3.  Air membantu otot anda menjadi lebih bertenaga.

3.4.  Air membantu kulit tetap kelihatan indah. Kulit anda terdiri dari banyak air.

3.5.  Air menjaga kesehatan ginjal Anda.

3.6.  Air membantu menjaga fungsi normal saluran pencernaan.

4. Tips Untuk Membantu Anda Lebih Banyak Mengkonsumsi Air Putih.

4.1. Menyediakan Air Minum Bila Anda Sedang Menyantap Makanan.

4.2. Pilihlah Minuman Yang Anda Sukai, Anda Akan Minum Banyak Air Bila Anda Menyukainya.

4.3. Makananlah Banyak Sayur dan Buah-buahan. Kedua Jenis Makanan Ini Mengandung Banyak Air dan 20% Dari jumlah Air Yang Masuk ke Tubuh Kita Berasal Dari Makanan.

4.4. Bawalah Minuman Dalam Kemasan Setiap Anda Berpergian, atau

4.5. Pilihlah Minuman Sesuai Dengan Kebutuhan Anda. Bila Anda Sedang Diet, Pilihlah Minuman Yang Mengandung Sedikit Kalori. 




(sumber : http://tirtayasa.blogspot.com)


Senin, 17 November 2014

BI Memprediksi Perekonomian Indonesia Naik 6,8% Pada 2014

Pihak Bank Indonesia (BI) kembali lagi memproyeksikan akan pertumbuhan perekonomian di bawah yang diajukan oleh pemerintah untuk tahun 2014. Jika pemerintah terus beranggapan akan pertumbuhan perekonomian bisa dikejar di antara 6,4%-6,9%, pihak bank sentral telah memberi jeda lebih sempit dengan batas atas yang jauh lebih rendah, yaitu 6,5%-6,8%.
"Pada 2014 mendatang pertumbuhan ekonomi kita akan terus merangkak naik (ini dibandingkan 2013). Salah satu yang menyebabkan adalah faktor yang mendukung, ialah prospek perbaikan pertumbuhan perekonomian global yang diperkuat dengan menguatnya ekonomi Amerika Serikat dan diiringi dengan pemotongan belanja fiskal pemerintah dan membaiknya perekonomian di negara China," Seperti yang dikatakan Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada pertemuan dengan para anggota Komisi XI DPR, pada hari Kamis (20/6).
Amerika serikat juga disebutkan akan terus tumbuh lebih baik perekonomiannya dari tahun ini, yaitu berada di level 2,7% jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2013 yang hanya diproyeksi di level 1,9%. China juga diperkirakan akan terus tumbuh stabil. Jika proyeksi pertumbuhan padatahun ini berada  di 7,8%, tahun depan angka pertumbuhan akan terlihat sama.
"Kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia kami perkirakan juga akan meningkatkan volume perdagangan dunia dan harga komoditas. Prospek yang lebih baik ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014. Atas dasar itu kami melihat pertumbuhan ekonomi berada di 6,4-6,8%," Agus menambahkan
Semua perkiraan tersebut sedikit lebih pesimistis jika dibandingkan dengan asumsi pemerintah. Pemerintah terlalu mengharapkan pertumbuhan yang lebih pesat dengan mengandalkan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada tahun depan yaitu pada keadaan tahun pemilu dan investasi asing yang diprediksi masih deras.
"Pihak kami terus melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada 2014 dikarenakan ini merupakan momentum pemilu. Ini diperkirakan dampak yang akan terjadi cukup kuat. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai 5,26%-5,6%," seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri dalam sebuah kesempatan rapat kerja yang sama dengan BI dan Komisi XI.
Sumber pertumbuhan utama lain ialah investasi yang diharapkan tumbuh 8,8%-10,2%. Chatib menyatakan ini proyeksi yang cukup optimistis. "Angka di kuartal pertama tahun ini pertumbuhan investasi hanya 5,1%,"  ujarnya.

Analisa kasus:

BI memproyeksikan pada awal tahun 2014 lalu bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia  di bawah yang diajukan oleh pemerintah. Jika pemerintah terus beranggapan akan pertumbuhan perekonomian bisa dikejar di antara 6,4%-6,9%, pihak bank sentral telah memberi jeda lebih sempit dengan batas atas yang jauh lebih rendah, yaitu 6,5%-6,8%.

Pertumbuhan ekonomi akan terus merangkak naik dibandingkan dengan tahun  2013 yang lalu. Salah satu penyebabnya adalah faktor pendukung, yaitu prospek perbaikan pertumbuhan perekonomian global yang diperkuat dengan menguatnya ekonomi Amerika Serikat dan diiringi dengan pemotongan belanja fiskal pemerintah dan membaiknya perekonomian di negara China.
Amerika serikat juga disebutkan akan terus tumbuh lebih baik perekonomiannya dari tahun ini, yaitu berada di sekitar level 2,7% jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2013 yang hanya diproyeksi di level 1,9%. China juga diperkirakan akan terus tumbuh stabil. Jika proyeksi pertumbuhan pada tahun 2013 berada  di 7,8%, tahun 2014 angka pertumbuhan akan terlihat sama.

Kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia ini diperkirakan juga akan meningkatkan volume perdagangan dunia dan harga komoditas. Prospek yang lebih baik ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014. Dari dasar itu tersebut akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang berada pada 6,4-6,8%.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada 2014 dikarenakan momentum pemilu. Dampak yang akan terjadi cukup kuat yaitu pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai 5,26%-5,6. Sumber pertumbuhan utama lain ialah investasi yang diharapkan tumbuh 8,8%-10,2%.


Sumber: http://obrolanekonomi.blogspot.com/2013/06/bi-memprediksi-perekonomian-indonesia.html

Kuartal Pertama 2013 : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hampir Mencapai Target

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia - Senin kemarin (06 Mei 2013) Badan Pusat Statistik merilis data yang memuat bahwa angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2013 ini yang berlandaskan pada PDB (Produk Domestik Bruto) ternyata berada pada angka 6,02%. Itu artinya, terjadi pertumbuhan yang hampir mendekati target yang diprediksi oleh beberapa pengamat yang memperkirakan di tahun ini ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 6,1%. Sebagai informasi tambahan, awal tahun 2012 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia berada para Rp. 633,2 Triliun dan kuartal pertama tahun ini menjadi Rp. 671,3 Triliun.

Tumbuhnya ekonomi Indonesia di awal tahun ini disebabkan dukungan hampir seluruh sektor, kecuali sektor pertambangan & penggalian yang justru terjadi penurunan 0,43%.Urutan pertumbuhan tertinggi berada di sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 9,98% yang disusul oleh sektor keuangan, sektor real estate, dan sektor jasa perusahaan besar pada angka 8,35%.

Menurut beberapa pengamat ekonomi termasuk diantaranya adalah Lana soelistianingsih, Samuel Sekuritas, turut menyampaikan pendapatnya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun 2013 ini sedikit meleset disebabkan karena sektor ekspor yang masih terlantarkan yang justru mengalami defisit jika dilihat dari neraca perdagangan.

Hal ini terbukti sesuai data yang tercatat oleh BPS mengenai transaksi perdagangan pada kuartal pertama tahun 2013 ini mengalami defisit sejumlah USD $67,5 juta. Padahal kuartal pertama tahun 2012 mengalami surplus sebesar USD $2,7 Milyar.

"Penurunan ekspor lebih dipengaruhi faktor luar, yaitu perlambatan ekonomi dunia. Ini cukup mengkhawatirkan karena sisi impor, dalam tiga bulan terakhir, masih cenderung kuat walau sedikit tertahan," Ujarnya.

Di waktu yang sama indikator - indikator lain diprediksi masih tetap bisa menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas angka 6. Misalkan dari sektor investasi, tercatat oleh Bada Koordinator Penanaman Modal (BKPM) ada kenaikan tingkat investasi 30,6% menjadi sekitar Rp. 93 Trilyun. Lana juga mengatakan bahwa tingkat konsumsi saat ini dipantau dalam kondisi yang masih stabil. Analisa kasus: 

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2013 yang berlandaskan pada PDB (Produk Domestik Bruto) berada pada angka 6,02%. Yang artinya, terjadi pertumbuhan yang hampir mendekati target yang diprediksi oleh beberapa pengamat yang memperkirakan pada tahun 2013 yang lalu, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 6,1%. Sebagai informasi tambahan, awal tahun 2012 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia berada para Rp. 633,2 Triliun dan kuartal pertama tahun 2013 yang lalu berada pada sekitar Rp. 671,3 Triliun. Pertumbuhan ekonomi ini disebabkan karena adanya dukungan dari seluruh sector terkecuali sector pertambangan dan sector penggalian  yang menurun sekitar 0.43%. Urutan pertumbuhan tertinggi berada di sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 9,98% yang kemudian disusul oleh sektor keuangan, sektor real estate, dan sektor jasa perusahaan besar pada angka 8,35%.
Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama ini melesat juga diakibatkan karena sektor ekspor yang masih terlantarkan dan justru mengalami defisit jika dilihat dari neraca perdagangan. Ini terbukti dengan adanya data yang tercatat oleh BPS mengenai transaksi perdagangan pada kuartal pertama tahun 2013 lalu mengalami defisit sejumlah USD $67,5 juta. Padahal kuartal pertama tahun 2012 mengalami surplus sebesar USD $2,7 Milyar.
Pada indikator - indikator lain diprediksi masih tetap bisa menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas angka 6%. Misalkan pada sektor investasi, tercatat oleh Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) akan mengalami kenaikan tingkat investasi 30,6% menjadi sekitar Rp. 93 Trilyun. Selain itu,  tingkat konsumsi saat ini dipantau dalam kondisi yang masih stabil.



Cadangan Minyak Indonesia Tak Cukup Untuk Konsumsi Dalam Negeri

Berita Ekonomi - Informasi yang cukup memprihatinkan ini disampaikan oleh Lukman Mahfoedz selaku Ketua Umum Indonesia Petroleum Asscociation (IPA). Lukman menjelaskan bahwa cadangan minyak di negara kita saat ini hanya tersisa 52% yang berarti cadangan sebesar itu tidak akan cukup untuk menutup produksi tahun berjalan.

Lukman menjelaskan juga bahwa penyebab ini terjadi karena melemahnya kegiatan eksplorasi dan hampir habisnya prospek minyak dan gas yang mudah terjangkau dengan biaya murah.

Namun dibalik itu, meski cadangan minyak rendah, namun cadangan gas di negara kita saat ini ada diangka 127%. Dengan adanya cadangan gas ini, Lukman pun menyakini bahwa para pelaku industri di sektor migas akan mampu untuk menambah produksi migas untuk keperluan dalam negeri di tahun - tahun yang akan datang. "Tantangan utama industri migas adalah upaya menaikkan produksi minyak dan meningkatkan kegiatan eksplorasi," ujar Lukman.

Seperti yang sudah tercatat bahwa puncak produksi minyak dalam negeri yaitu pada tahun 1995 dengan angka produksi rata - rata mencapai 1,6 juga barel dalam satu hari, namun produksi minyak Indonesia akhirnya mengalami penurunan meskipun cepatnya penurunan tersebut sudah ditahan hingga 3 sampai 5 persen.

Lalu, cadangan minyak baru yang telah ditemukan kembali di Indonesia terjadi pada tahun 2012 yang lalu, yaitu sebesar 260 juta barel minyak atau berkisar 14 persen dari total ditemukannya cadangan minyak baru di Asia Tenggara.

Analisa kasus:

Permasalahan yang terjadi terhadap Indonesia adalah cadangan bahan bakar minyak di Indonesia hanya tersisa 52% saja.  Hal ini merupakan sebuah masalah yang cukup besar karena sisa tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan kita sampai dengan akhir tahun. Ini merupakan akibat dari melemahnya kegiatan eksplorasi dan hampir habisnya prospek minyak dan gas yang mudah terjangkau dengan biaya murah.
Meskipun demikian, cadangan minyak yang berada dinegara kita masih tersimpan sekitar 127%. Dengan demikian, para pelaku industri di sektor migas akan mampu untuk menambah produksi migas untuk keperluan dalam negeri di tahun - tahun yang akan datang. Tantangan utama dalam industri migas adalah upaya menaikkan produksi minyak dan meningkatkan kegiatan eksplorasi.

Tercatat  puncak produksi minyak dalam negeri yaitu pada tahun 1995 dengan angka produksi rata - rata mencapai 1,6 juga barel dalam satu hari, namun produksi minyak Indonesia akhirnya mengalami penurunan meskipun cepatnya penurunan tersebut sudah ditahan hingga 3 sampai 5 persen. Lalu, cadangan minyak baru yang telah ditemukan kembali di Indonesia terjadi pada tahun 2012 yang lalu, yaitu sebesar 260 juta barel minyak atau berkisar 14 persen dari total ditemukannya cadangan minyak baru di Asia Tenggara.

Sumber: http://obrolanekonomi.blogspot.com/2013/05/berita-ekonomi-cadangan-minyak-indonesia-tak-cukup-untuk-konsumsi-dalam-negeri.html

 

Selasa, 11 November 2014

permasalahan transportasi udara di Indonesia

Merdeka.com - Geliat industri penerbangan kekinian sudah sangat pesat. Pasalnya, moda transportasi udara sudah bukan lagi angkutan mewah karena semua kalangan sudah bisa menjangkaunya. Implikasinya tentu kebutuhan akan jasa penerbangan ini semakin tinggi. Belum lagi, pada tahun depan, Indonesia bersiap menyambut pasar bebas ASEAN (MEA).

Tercatat pertumbuhan penumpang angkutan udara di Indonesia secara rata-rata dari 2009 hingga 2012 sebesar 18,31 persen. Pada 2013 lalu, penerbangan Indonesia telah mengangkut lebih dari 85 juta penumpang ke berbagai daerah. Maka dari itu, pemerintah didorong peran aktifnya dalam mendukung industri yang tengah seksi ini.

Pelaku industri penerbangan sendiri mendesak pemerintah segera berbenah. Desakan datang salah satunya maskapai penerbangan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink. Maskapai penerbangan murah tersebut berharap pemerintah dapat menciptakan iklim usaha yang nyaman untuk berkompetisi di Tanah Air. Direktur Utama Citilink, Arief Wibowo, menilai pengembangan industri penerbangan nasional masih terkendala sejumlah masalah. Dia mencontohkan permasalahan itu ialah biaya bahan bakar pesawat di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan negara di ASEAN. 

Tahun lalu, lanjutnya, harga avtur di Singapura tercatat USD 71 sen per liter. Sementara, di Jakarta harganya sekitar USD 78 sen per liter. Bahkan, di Papua bisa mencapai USD 103 sen per liter. "Itu sesuatu yang membebani kita dalam rangka open sky," ujarnya. Permasalahan kedua ialah beban bea masuk komponen pesawat. Belum masifnya produksi komponen pesawat lokal membuat produk impor sangat dibutuhkan. Permasalahan lainnya ialah keterbatasan infrastruktur. "Infrastruktur itu harus ada peran pemerintah di sana," tuturnya.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya mengonversi avtur menjadi bahan bakar bersumber nabati atau bioavtur. Bahan bakar ini dinilai lebih murah. Saat ini Indonesia memiliki potensi bahan bakar nabati terbesar kedua setelah Brasil. Pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar minyak akan dapat mengurangi konsumsi energi fosil, meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Sejauh ini pemerintah menargetkan dapat menggunakan bioavtur pada 2016 yakni sebesar 2 persen dari total kebutuhan avtur PT Pertamina.

Sementara, terkait masalah infrastruktur, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Santoso Eddy Wibowo mengatakan pemerintah menganggarkan dana sekitar Rp 9 triliun untuk pengembangan industri penerbangan tahun depan. Anggaran tersebut rencananya akan dialokasikan untuk pengembangan bandar udara dan peningkatan aspek keamanan. Menurutnya, mayoritas dana yakni sekitar Rp 6,25 triliun akan digunakan untuk pengembangan bandar udara. Sedangkan, sisanya akan digunakan untuk pengadaan alat keamanan penerbangan.

Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub Julius Adravida Barata menambahkan pemerintah juga telah menetapkan regulasi untuk melindungi maskapai dalam negeri saat penerapan ASEAN Open Sky mendatang. Kebijakan itu ialah pemerintah hanya membuka lima bandara utama Indonesia untuk penerbangan langsung maskapai asing. Sementara, untuk perjalanan di dalam negeri hanya \boleh menggunakan pesawat Indonesia. "Lima bandara itu adalah Kuala Namu di Medan, Soekarno-Hatta di Banten, Juanda di Surabaya, Ngurah Rai di Bali, dan Hassanudin di Makassar," ujarnya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (31/10).

Kebijakan ASEAN Open Sky disepakati oleh negara-negara di ASEAN untuk penerbangan antarkota di negara berbeda. Kesepakatan yang ditandatangani pada 2003 ini dimulai secara bertahap pada 2013 dan berlaku penuh 2015.
Pada pasar bebas ASEAN mendatang juga mendatangkan untung untuk industri penerbangan. Pasalnya, pertumbuhan konsumen moda transportasi ini bakal semakin melejit karena banyaknya turis asing masuk Indonesia.

Analisa Kasus:
Kebutuhan akan transportasi udara di Indonesia semakin meningkat karena semua kalangan sudah dapat menjangkau harganya. Kebutuhan itu juga kian akan meningkat pada saat Indonesia mengahadapi pasar bebas ASEAN (MEA) pada tahun depan. Tercatat pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia rata-rata dari 2009 sampai 2012 sebesar 18,31 persen. Pada 2013 lalu, penerbangan Indonesia telah mengangkut lebih dari 85 juta penumpang ke berbagai daerah. Oleh sebab itu, pemerintah didorong peran aktifnya dalam mendukung industri yang semakin meningkat ini.

Pelaku industri penerbangan sendiri mendesak pemerintah segera berbenah. Desakan tersebut merupakan desakan dari salah satu maskapai penerbangan anak usaha Garuda Indonesia yaitu, Citilink. Maskapai penerbangan murah ini berharap agar pemerintah dapat menciptakan iklim usaha yang nyaman untuk berkompetisi di Tanah Air. Direktur Utama Citilink, Arief Wibowo, menilai pengembangan industri penerbangan nasional masih terkendala sejumlah masalah. Dia mencontohkan permasalahan itu ialah biaya bahan bakar pesawat di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan negara di ASEAN. 

Pada tahun lalu, harga avtur di Singapura ternilai USD 71 sen per liter. Berbeda  dengan Jakarta harganya sekitar USD 78 sen per liter. Bahkan, di Papua bisa mencapai USD 103 sen per liter. Harga tersebut merupakan sesuatu yang membebani kita dalam rangka open sky. Permasalahan kedua adalah beban bea masuk komponen pesawat. Kurang memadainya produksi komponen pesawat lokal membuat produk impor sangat dibutuhkan. Permasalahan lainnya ialah keterbatasan infrastruktur. Kebutuhan ini sangat pentingnya peran pemerintah.

Sementara itu, pemerintah sendiri melalui Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya mengonversi avtur menjadi bahan bakar bersumber nabati atau bioavtur. Bahan bakar ini dinilai lebih murah. Saat ini Indonesia memiliki potensi bahan bakar nabati terbesar kedua setelah Brasil. Pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar minyak akan dapat mengurangi konsumsi energi fosil, meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Sejauh ini pemerintah menargetkan dapat menggunakan bioavtur pada 2016 yakni sebesar 2 persen dari total kebutuhan avtur PT Pertamina.

Berhubungan dengan masalah infrastruktur, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Santoso Eddy Wibowo mengatakan pemerintah menganggarkan dana sekitar Rp 9 triliun untuk pengembangan industri penerbangan tahun depan. Anggaran tersebut direncanakan dialokasikan untuk pengembangan bandar udara dan peningkatan aspek keamanan. Menurut Eddy mayoritas dana yakni sekitar Rp 6,25 triliun akan digunakan untuk pengembangan bandar udara. Sedangkan, sisanya akan digunakan untuk pengadaan alat keamanan penerbangan.

Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub Julius Adravida Barata menambahkan pemerintah juga telah menetapkan regulasi untuk melindungi maskapai dalam negeri saat penerapan ASEAN Open Sky mendatang. Kebijakan yang dilakukan pemerintah ialah hanya membuka lima bandara utama Indonesia untuk penerbangan langsung maskapai asing. Sedangkan perjalanan di dalam negeri hanya boleh menggunakan pesawat Indonesia. Kelima bandara tersebut adalah Kuala Namu di Medan, Soekarno-Hatta di Banten, Juanda di Surabaya, Ngurah Rai di Bali, dan Hassanudin di Makassar.

Kebijakan ASEAN Open Sky disepakati oleh negara-negara di ASEAN untuk penerbangan antar kota di negara berbeda. Kesepakatan ini ditandatangani pada tahun 2003 dan dimulai secara bertahap pada 2013 dan berlaku penuh 2015. Pada pasar bebas ASEAN mendatang akan mendatangkan untung pada industri penerbangan. Pasalnya, pertumbuhan konsumen pada transportasi udara inibakan  semakin meningkat karena banyaknya turis asing masuk Indonesia.


Kerja sama Indonesia

Merdeka.com - Menteri Luar Negeri China Wang Yi melawat ke Jakarta, hari ini, Senin (3/11). Selain membahas persiapan kehadiran Presiden Joko Widodo di Konferensi Tingkat Tinggi APEC , pada 10 November mendatang, pejabat elit China itu sekaligus mendiskusikan peningkatan kerja sama ekonomi dengan Menlu Retno L.P Marsudi. Menurut Wang Yi, kedua negara idealnya menggenjot kerja sama untuk sembilan sektor. Terutama pembangunan maritim, infrastruktur, serta energi dan sumber daya alam. "Dalam pertemuan tadi saya mengajukan 9 prioritas kerja sama dan kami sudah mencapai kesepahaman," kata Yi selepas pertemuan di Kementerian Luar Negeri.

Yi menjamin, mayoritas investor China sudah mengenal kebutuhan Indonesia. Sehingga kapanpun pemerintah RI butuh bantuan, pihak swasta dari Negeri Tirai Bambu bisa dikerahkan. "Perusahaan kami memiliki keunggulan teknologi seperti untuk pembangunan pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik tenaga air, dan batu bara," ujarnya. Dalam konferensi pers tersebut, Menlu Retno menegaskan, hubungan Indonesia-China setara sebagai sesama negara besar di kawasan Asia Pasifik. Oleh sebab itu, dia mendesak Beijing lebih membuka akses pasar bagi komoditas ekspor dari Tanah Air. "Tiongkok merupakan mitra utama kita. Dan saya sampaikan Indonesia meminta Tiongkok membuka akses yang lebih besar untuk produk-produk Indonesia," kata mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu.

Untuk diketahui, Indonesia banyak mengekspor batu bara dan kelapa sawit ke Negeri Panda itu. Komoditas lokal sempat mengalami masalah ekspor ke China adalah sarang burung walet. Lepas dari itu semua, China merupakan penopang utama ekonomi Tanah Air.
Sepanjang 2013, China menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai mencapai USD 21,28 miliar. Demikian sebaliknya, nilai impor Indonesia dari Negeri Tirai Bambu ini mencapai USD 29,57 miliar, atau naik 2,1 persen.

Kedua pihak dalam pertemuan hari ini sekaligus mempertajam poin-poin kerja sama komprehensif bidang ekonomi (CEPA). Ini untuk menyambut 65 tahun hubungan diplomatik RI-China. "Tentunya sebagai dua negara besar, hubungan baik ini tidak saja menguntungkan kedua pihak, tapi juga menguntungkan kawasan dan dunia," katanya.

Analisa Kasus:

Menurut Menteri Luar Negeri China Whang Yi mengatakan kedua negara idealnya mengadakan kerja sama dalam sembilan sektor. Terutama dalam pembangunan maritim, infrastruktur, serta energi dan sumber daya alam. Dia juga mengajukan 9 prioritas kerja sama dan sudah mencapai kesepahaman dalam pertemuan Menteri Luar Negeri.

Yi juga mengatakan, mayoritas  Investasi China sudah mengetahui kebutuhan masyarakat Indonesia. Sehingga kapanpun Indonesia membutuhkan bantuan maka negeri China siap untuk membantu. Perusahaan negeri China memiliki keunggulan teknologi seperti dalam pembangunan pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik tenaga air, dan batu bara.

Dalam konferensi pers tersebut, Menteri luar negeri Retno menegaskan, hubungan Indonesia-China hanya setara sebagai sesama negara besar di kawasan Asia Pasifik. Karena itu, Retno menegaskan agar Beijing lebih membuka akses pasar untuk komoditas ekspor dari Tanah Air. Tiongkok adalah mitra utama bagi negera Indonesia dan Retno menyampaikan Indonesia meminta Tiongkok untuk membuka akses yang lebih besar bagi produk-produk Indonesia.

Indonesia banyak mengekspor batu bara dan kelapa sawit ke Negeri Panda. Komoditas lokal sempat mengalami masalah ekspor ke China adalah sarang burung walet. Lebih dari itu, China merupakan penopang utama ekonomi Tanah Air.

Selama tahun 2013, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai mencapai USD 21,28 miliar. Sebaliknya, nilai impor Indonesia dari Negeri Tirai Bambu mencapai USD 29,57 miliar, atau naik sekitar 2,1 persen.
Kedua pihak dalam pertemuan tersebut sekaligus mempertajam poin-poin kerja sama komprehensif bidang ekonomi (CEPA). Hal ini untuk menyambut 65 tahun hubungan diplomatik RI-China. Hubungan baik yang dilakukan oleh kedua negara ini menguntungkan bagi negara yang bekerja sama.