Merdeka.com - Menteri Luar Negeri China Wang Yi melawat ke Jakarta, hari ini,
Senin (3/11). Selain membahas persiapan kehadiran Presiden Joko Widodo di
Konferensi Tingkat Tinggi APEC , pada 10 November mendatang, pejabat elit China
itu sekaligus mendiskusikan peningkatan kerja sama ekonomi dengan Menlu Retno
L.P Marsudi. Menurut Wang Yi, kedua negara idealnya menggenjot kerja sama untuk
sembilan sektor. Terutama pembangunan maritim, infrastruktur, serta energi dan
sumber daya alam. "Dalam pertemuan tadi saya mengajukan 9 prioritas kerja
sama dan kami sudah mencapai kesepahaman," kata Yi selepas pertemuan di
Kementerian Luar Negeri.
Yi menjamin, mayoritas investor China sudah mengenal kebutuhan
Indonesia. Sehingga kapanpun pemerintah RI butuh bantuan, pihak swasta dari
Negeri Tirai Bambu bisa dikerahkan. "Perusahaan kami memiliki keunggulan
teknologi seperti untuk pembangunan pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik
tenaga air, dan batu bara," ujarnya. Dalam konferensi pers tersebut, Menlu
Retno menegaskan, hubungan Indonesia-China setara sebagai sesama negara besar
di kawasan Asia Pasifik. Oleh sebab itu, dia mendesak Beijing lebih membuka
akses pasar bagi komoditas ekspor dari Tanah Air. "Tiongkok merupakan
mitra utama kita. Dan saya sampaikan Indonesia meminta Tiongkok membuka akses
yang lebih besar untuk produk-produk Indonesia," kata mantan Dubes
Indonesia untuk Belanda itu.
Untuk
diketahui, Indonesia banyak mengekspor batu bara dan kelapa sawit ke Negeri
Panda itu. Komoditas lokal sempat mengalami masalah ekspor ke China adalah
sarang burung walet. Lepas dari itu semua, China merupakan penopang utama
ekonomi Tanah Air.
Sepanjang
2013, China menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai
mencapai USD 21,28 miliar. Demikian sebaliknya, nilai impor Indonesia dari
Negeri Tirai Bambu ini mencapai USD 29,57 miliar, atau naik 2,1 persen.
Kedua
pihak dalam pertemuan hari ini sekaligus mempertajam poin-poin kerja sama
komprehensif bidang ekonomi (CEPA). Ini untuk menyambut 65 tahun hubungan
diplomatik RI-China. "Tentunya sebagai dua negara besar, hubungan baik ini
tidak saja menguntungkan kedua pihak, tapi juga menguntungkan kawasan dan
dunia," katanya.
Analisa Kasus:
Menurut Menteri Luar Negeri China Whang Yi
mengatakan kedua negara idealnya mengadakan kerja sama dalam sembilan sektor. Terutama dalam pembangunan maritim, infrastruktur, serta
energi dan sumber daya alam. Dia juga mengajukan 9 prioritas kerja sama dan
sudah mencapai kesepahaman dalam pertemuan Menteri Luar Negeri.
Yi juga mengatakan, mayoritas Investasi China sudah mengetahui kebutuhan
masyarakat Indonesia. Sehingga kapanpun Indonesia membutuhkan bantuan maka
negeri China siap untuk membantu. Perusahaan negeri China memiliki keunggulan teknologi seperti dalam pembangunan
pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik tenaga air, dan batu bara.
Dalam konferensi pers tersebut, Menteri luar negeri Retno
menegaskan, hubungan Indonesia-China hanya setara sebagai sesama negara besar
di kawasan Asia Pasifik. Karena itu, Retno menegaskan agar Beijing lebih
membuka akses pasar untuk komoditas ekspor dari Tanah Air. Tiongkok adalah
mitra utama bagi negera Indonesia dan Retno menyampaikan Indonesia meminta
Tiongkok untuk membuka akses yang lebih besar bagi produk-produk Indonesia.
Indonesia banyak mengekspor batu bara dan kelapa sawit ke
Negeri Panda. Komoditas lokal sempat mengalami masalah ekspor ke China adalah
sarang burung walet. Lebih dari itu, China merupakan penopang utama ekonomi
Tanah Air.
Selama tahun
2013, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai
mencapai USD 21,28 miliar. Sebaliknya, nilai impor Indonesia dari Negeri Tirai
Bambu mencapai USD 29,57 miliar, atau naik sekitar 2,1 persen.
Kedua
pihak dalam pertemuan tersebut sekaligus mempertajam poin-poin kerja sama
komprehensif bidang ekonomi (CEPA). Hal ini untuk menyambut 65 tahun hubungan
diplomatik RI-China. Hubungan baik yang dilakukan oleh kedua negara ini
menguntungkan bagi negara yang bekerja sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar