Jakarta -Pemerintah telah menetapkan
kebijakan menghapus subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan
memberikan subsidi tetap untuk Solar sebesar Rp 1.000/liter. Dengan begitu,
harga Premium dan Solar bisa naik-turun layaknya Pertamax.
Ketua Dewan Pengurus Organda DKI Jakarta Safruan Sinungan menilai, harga BBM yang naik-turun membingungkan pengusaha angkutan umum. Pasalnya, pengusaha tidak bisa serta-merta menaikkan atau menurunkan tarif angkutan begitu saja.
"Kalau subsidi dihapus, ini artinya harga BBM mengikuti harga pasar. Setiap bulan ada penyesuaian harga. Lalu bagaimana tarif angkutan umum? Masa kita bolak-balik mengubah harga?" tegasnya saat dihubungidetikFinance, Minggu (4/1/2015).
Safruan menjelaskan, pihaknya tidak bisa serta-merta mengubah
tarif. Sebab, hal ini akan membingungkan masyarakat. Akhirnya pengusaha pun
akan kebingungan mematok tarif angkutan umum yang sesuai.
"Kalau sebentar naik, sebentar turun, bikin bingung
masyarakat. Kita sebagai pengusaha juga bingung patok harga," katanya.
Menurutnya, kebijakan pemerintah semestinya berpihak pada
masyarakat kecil. Pengalihan anggaran subsidi untuk pembangunan infrastruktur
memang baik, namun kepastian tarif angkutan umum juga perlu diperhatikan.
"Kebijakan boleh, asal jangan menyengsarakan
rakyat," ujarnya.
Analisa Kasus:
Ketua Dewan Pengurus Organda menilai harga BBM yang naik
turun membuat penugsaha angkutan umum kebingungan. Pengusaha tidak dapat
menurunkan atau menaikkan tarif angkutan umum begitu saja. Apabila subsidi
dihapus, artinya harga BBM mengikuti harga pasar. Tarif angkutan umum setiap bulannya ada
penyesuaian harga. Para pengurus Organda tidak dapat mengubah tariff angkutan
sesukanya. Hal ini membuat masyarakat kebingungan. Akhirnya para pengusahapun
juga kebingungan untuk mematok tariff angkutan yang sesuai dengan harga BBM. Seharusnya,
kebijakan pemerintah berpihak kepada masyarakat kecil. Pengalihan anggaran
subsidi untuk pembangunan infrastruktur memang baik namun kepastian akan tariff
angkutan juga harus diperhakan. Kebijakan penting namun kepentingan masyarajat
juga harus diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar