Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berjalan lebih lambat dari proyeksi
pemerintah. Ekonomi nasional tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 5,3%,
lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia (BI) di level 5,7% dengan rentang
5,5%-5,9%.
Meski ekonomi
melambat, kondisi neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan sedikit
membaik. Bank Dunia memperkirakan defisit tersebut akan berada di level 2,9%
dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari tahun sebelumnya di level
3,3%.
"Pertumbuhan
investasi diperkirakan akan tetap lemah karena tingginya biaya pinjaman,
rendahnya harga komoditas dan meningkatnya harga barang modal impor
dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Jim Brumby, Lead Economist World
Bank di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Untuk mengimbangi penurunan investasi
tersebut, Bank Dunia mengusulkan Indonesia melakukan upaya penyeimbangan dengan
lewat konsumsi swasta dan peningkatan ekspor Indonesia.
"Konsumsi swasta diperkirakan akan menjadi pendorong yang bersifat
sementara menjelang Pemilu bulan April dan Juli," tegasnya.
Sedangkan untuk ekspor, peningkatan akan terjadi secara bertahap seiring dengan
permintaan luar negeri yang berkontribusi terhadap sedikit banyak pada
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 sebesar 5,6%.
Hingga akhir tahun, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan akan turun
sedikit di bawah sasaran Bank Indonesia yang sebesar 4,5% plus minus 1% dan
terus bertahan di tahun 2015.
Analisa Kasus:
Bank Dunia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berjalan lebih lambat dari
proyeksi pemerintah. Ekonomi nasional tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh
5,3%, lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia (BI) di level 5,7% dengan
rentang 5,5%-5,9%. Meski perekonomi Indonesia melambat, kondisi neraca
transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan sedikit membaik. Bank Dunia
memperkirakan defisit tersebut akan berada di level 2,9% dari Produk Domestik
Bruto (PDB), lebih rendah dari tahun sebelumnya di level 3,3%.
"Pertumbuhan
investasi diperkirakan akan tetap lemah karena tingginya biaya pinjaman,
rendahnya harga komoditas dan meningkatnya harga barang modal impor dibandingkan
tahun sebelumnya," diungkapkan oleh Jim Brumby, Lead Economist World Bank
di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Selasa (18/3/2014). Untuk
mengimbangi penurunan investasi tersebut, Bank Dunia mengusulkan Indonesia
melakukan upaya penyeimbangan dengan lewat konsumsi swasta dan peningkatan
ekspor Indonesia. Konsumsi swasta diperkirakan akan menjadi pendorong yang
bersifat sementara menjelang Pemilu bulan April dan Juli. Sedangkan untuk
ekspor, peningkatan akan terjadi secara bertahap seiring dengan permintaan luar
negeri yang berkontribusi terhadap sedikit banyak pada pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun 2015 sebesar 5,6%. Hingga akhir tahun, inflasi Indeks Harga
Konsumen (IHK) bulanan akan turun sedikit di bawah sasaran Bank Indonesia yang
sebesar 4,5% plus minus 1% dan terus bertahan di tahun 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar